Monday, June 29, 2009

Kreasi Kotak dengan Teknik Origami


Bulan ini, pertemuan bulanan kita akan kehilangan satu anggota lagi. Tanggal 28 Juni 2009 nanti, mantan bendahara arisan tahun 2008, Ny. Neneng Kiswantoro akan kembali ke tanah air sehubungan dengan berakhirnya masa tugas suaminya di KBRI Roma. Pada pertemuan bulan ini yang sekaligus akan menjadi pertemuan bulanan yang terakhir bagi Bu Kis-begitu beliau biasa dipanggil-kami memberikan sebuah gelang Swarovski sebagai tanda kasih dari kita semua. Tidak ada yang bisa kami ucapkan selain terima kasih atas segala kontribusinya di acara arisan kita, semoga selamat kembali ke tanah air dan sukses selalu.

Meskipun tidak dihadiri oleh Penasehat dan Ketua DWP KBRI Roma, acara pertemuan bulanan kita tetap berlangsung meriah. Acara utama adalah bermain-main membuat kotak dengan teknik Origami. Maestra kita siang hari itu adalah Ny. Susi Daruni. Latar belakang pendidikan beliau yang merupakan sarjana bahasa Jepang memberikan peran yang besar terhadap ketrampilannya bermain origami. Teknik origami sendiri jika
ditinjau dari segi bahasa terdiri dari dua bagian,pertama Ori yang berarti melipat dan Gami yang berarti kertas. Jadi arti harfiah origami adalah sebuah ketrampilan melipat dengan bahan utama kertas untuk membuat sesuatu menjadi bentuk hewan, boneka,mainan atau geometri.

Menurut berbagai sumber, terdapat kesimpangsiuran mengenai asal muasal teknik origami ini. Ada yang menyebut bahwa teknik ini berasal dari bangsa Cina kuno, namun lebih berkembang di Jepang dan diturunkan dari generasi ke generasi. Ada juga beberapa sumber yang menemukan bentuk origami di Eropa. Meskipun demikian, tidak begitu dengan manfaatnya. Origami selain bisa digunakan sebagai cara untuk berkreasi, teknik ini sendiri sangat berg
una untuk melatih konsentrasi. Keuntungan yang lain adalah untuk melatih koordinasi antara mata, tangan dan daya ingat terhadap cara-cara yang dilalui untuk membuat suatu bentuk tertentu. Untuk itu teknik ini sering digunakan sebagai media belajar di sekolah.

Para peserta diberikan kesempatan untuk langsung praktek membuat sebuah kotak sederhana (Masu Box) dengan teknik origami ini. Bahan yang dibutuhkan hanyalah sebuah kertas khusus origami atau jika tidak ada bisa menggunakan kertas apapun sesuai selera yang dipotong bujursangkar. Cara yang digunakan tidak terlalu sulit, hanya membuat lipatan secara vertikal, horisontal dan diagonal, yang paling penting adalah harus membuat garis lipatan dengan jelas, supaya memudahkan pembentukan kotak.

Praktek membuat kotak berlangsung heboh, ada yang cepat membuat 4-5 box sekaligus, ada yang bermasalah dengan lipatan yang kurang terlihat, sampai ibu hamil 7 bulan yang semangat 45 membuat kotak-kotak cantik. Kesimpulannya, hari itu kita semua sudah bisa membuat sebuah kotak sederhana, selanjutnya tinggal dikembangkan dengan bentuk dan motif kertas yang berbeda.

Bulan ini yang beruntung memenangkan arisan adalah Ny. Farida Erizal, Ny. Ikhfa Musurifun, Ny. Issy Amir dan Ny. Ani June. Sementara pemenang ravel tiket adalah Ny. Farida Erizal (2 buah) dan Ny. Linda Oricchio. Rupanya bulan ini merupakan bulannya Ny. Farida Erizal yang hattrick memenangkan 3 hadiah sekaligus. Selamat k
epada semua pemenang.

Penutup acara kita siang itu adalah berkaraoke ria sambil menari poco-poco bersama. Dari lagu dangdut, pop, era 2000, 90-an sampai 70-an. Sedemikian menikmatinya sampai-sampai acara karaoke berlangsung hingga jam 4 sore.

Thursday, March 26, 2009

Menikmati Kimono dan Norimaki



Coffee morning UNWG kali ini mendapat kesempatan untuk mengambil tempat di Pusat Kebudayaan Jepang. Lokasinya mudah dijangkau karena berada di dalam Villa Borghese (Via Antonio Gramsci 74), salah satu paru-paru kota Roma. Acara dimulai dengan pembukaan dan selamat datang oleh tuan rumah, Sachiko Nomura, yang dilanjutkan dengan sambutan dari Presiden UNWG Janet Chang. Selain mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah, Janet juga menghimbau para angota untuk mengisi posisi Board (pengurus), mengingat dalam waktu dekat akan ada pergantian formasi Board UNWG.

Acara kali ini diisi oleh Presiden International Women’s House (Casa Internazionale delle Donne) Constanza Fanelli. Beliau memperkenalkan sekilas mengenai organisasinya yang bergerak di bidang wanita, antara lain tujuannya adalah memberikan tempat yang nyaman bagi para wanita, memberikan perlindungan untuk perempuan yang menjadi korban kekerasan, bantuan kesehatan dan berbagai macam aktivitas kewanitaan. Untuk lebih detilnya mengenai Casa delle Donne ini, bisa langsung dilihat di situs resminya www.casainternazionaledelledonne.org. Sayangnya sebagian besar isinya dimuat dalam bahasa Italia, meskipun ada beberapa bagian yang sudah termuat dalam bahasa Inggris.

Selain Constanza Fanelli, Direktur Pusat Kebudayaan Jepang, Mr. Kazufumi Takada, menjelaskan sekilas tentang institut yang berdiri sejak tahun 1962 ini. Visi dan misi utamanya tidak lain adalah membantu mempromosikan kebudayaan Jepang, baik tradisional maupun modern. Kegiatan yang digelar umumnya berupa pameran lukisan, pemutaran film, robot exhibitions serta menyediakan perpustakaan untuk buku-buku Jepang. Masih menyangkut budaya Jepang, kita juga disuguhi video advertisement tentang Jepang selama kurang lebih 7 menit yang berisi tentang perpaduan Jepang tradisional dan modern. Perayaan-perayaan tradisional, makanan khas, restoran, shopping center, pakaian khas, kecanggihan teknologi berupa gadget terkini dan robot-robotnya. Intinya adalah semua informasi yang “menggoda” kita untuk berkunjung ke Jepang.

Acara utama hari itu adalah peragaan kimono, dengan dibantu oleh seorang penata kimono professional dan seorang model yang kebetulan juga putri dari anggota UNWG, Takako Fujinami. Disini kita diperkenalkan dengan serba-serbi kimono, mulai dari undergarment kimono, jubah, obi (ikat pinggang), kaos kaki dan sandal. Kimono yang diperagakan adalah kimono khusus untuk pengantin, jadi sedikit unik. Secara umum ada beberapa hal menarik tentang pemakaian kimono antara lain: kaos kaki harus dipakai terlebih dahulu, karena setelah pakaian terpakai akan sulit untuk menunduk. Untuk jubah (kimono luar) ada aturan pada lengannya yang menjuntai, pada wanita dewasa yang sudah menikah, juntaiannya pendek, sedangkan yang belum menikah panjang, bahkan pada pengantin dapat sepanjang mungkin. Kemudian kerah kimono dalam harus terlihat dari luar, sementara leher kimono luar bagian belakang (dibawah tengkuk) harus sedikit ditarik kebawah, sehingga rambut harus diangkat keatas (disanggul) atau dipotong pendek sekalian. Jubah ini tidak memiliki ukuran, sehingga bisa kita sesuaikan dengan tinggi badan masing-masing pemakainya, apabila kurang pendek tinggal ditarik pada bagian pingang dan diikat dengan tali.

Pemakaian obi merupakan bagian paling sulit karena obi ini sangat panjang. Pada pengantin, bagian ujung belakang dari obi dibentuk menjadi pita yang cukup rumit. Kemudian (lagi-lagi) khusus pada pengantin di bagian luar obi, masih diikat lagi dengan sehelai pita putih untuk menyelipkan semacam bunga yang ternyata berisi: PISAU. Ternyata ini merupakan simbol tradisi jaman dahulu, dimana ketika pengantin dibekali pisau dengan tujuan apabila ingin bunuh diri. Pelengkap selanjutnya adalah sandal Jepang. Kimono ini biasanya digunakan pada perayaan adat tradisional saja, biasanya anak gadis yang berumur 20 tahun (dianggap dewasa) diberikan kimono, namun menurut Sachiko, mengingat set kimono lengkap kurang lebih berharga €7000, maka tren dikalangan remaja Jepang saat ini adalah meminta tur ke Eropa sebagai ganti hadiah kimono, karena harganya kurang lebih sama.

Setelah berfoto ria dengan model kimono, acara selanjutnya adalah menikmati makanan yang tersedia. Ada berbagai jenis makanan kecil dari Indonesia, Bangladesh dan tentunya yang paling ditunggu adalah dari tuan rumah, Jepang. Sajian utamanya adalah Norimaki. Awalnya yang kita tahu hanya Sushi, namun setelah ditanyakan pada empunya, ternyata ada beberapa jenis Sushi. Pertama adalah Sushi sendiri, merujuk kepada segumpal nasi jepang (sedikit lebih lengket seperti campuran beras dengan ketan) dengan ikan atau udah mentah diatasnya. Kedua adalah Maki, merujuk pada beras yang digulung dengan diberi isi (seperti roti gulung), bisa dibuat seperti lontong kemudian dipotong kecil-kecil atau dibuat gulungan kecil dengan cetakan. Apabila dibungkus dengan nori maka disebut norimaki, karena ada juga yang dibungkus dengan sesame (wijen). Terakhir adalah Sashimi, merujuk kepada ikan atau udang mentah yang dimakan langsung dengan kecap asin atau wasabi. Ikan atau udang bisa menyesuaikan, bisa mentah bisa juga yang sudah diolah (diasap). Sayuran isi juga bisa dimodifikasi sesuai selera.

Untuk mengakhiri acara, kita diajak berkeliling taman khas Jepang yang terletak di halaman belakang. Sebuah replika taman Jepang yang mewakili bentuk kebanyakan taman Jepang tradisional. Cukup menarik, meskipun tanpa bunga sakura. Setelah selesai mengelilingi taman dengan penjelasan dari salah seorang staf, kita langsung diarahkan ke pintu keluar.

Mengenal Pasta Al Sale


Mundur seminggu dari jadwal, tidak menghilangkan semangat para peserta pertemuan bulanan KBRI Roma untuk berkumpul. Selain untuk arisan rutin, menikmati makan siang khas Indonesia, kali ini kita akan mengetahui sekilas tentang kerajinan Pasta Al Sale. Acara dibuka oleh MC kita hari ini yaitu Ny. Ikhfa Musurifun dan langsung dilanjukan dengan acara utama yaitu pengenalan seni Pasta Al Sale oleh Signora Antonella Cappai. Karena pengisi acara kita hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa Italia maka kita meminta kesediaan dari Ny. Sally Wehantouw untuk bertindak sebagai penerjemah.

Sekilas tentang biografinya, Antonella Cappai adalah seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di Monterotondo, Roma. Beliau berumur 45 tahun dan memiliki 2 orang anak dengan usia 17 dan 12 tahun. Bermula dari membaca artikel tentang Pasta al Sale di salah satu koran dan ditambah dengan keingintahuan dengan mencoba dan membeli buku maka tahun 1995 keterampilan ini mulai menjadi hobi untuk mengisi waktu luangnya sebagai ibu rumah tangga. Antonella mulai mencoba membuat sesuatu dari pasta al sale ini. Ketertarikan pertamanya (dan sampai sekarang) adalah membuat bunga mawar. Selanjutnya baru berkembang menjadi bentuk bunga lain, boneka dan perhiasan. Lama kelamaan hasil karyanya menjadi komersil bahkan bisa dipergunakan sebagai media mendapatkan uang tambahan. Selain membuat bamboniere (souvenir untuk acara pembabtisan atau pernikahan), Antonella juga rajin mengikuti bazaar atau membuka stand di mercatino untuk mempromosikan hasil ketrampilan tangannya.

Bentuk-bentuk karyanya yang dipamerkan di tengah-tengah kita pada hari itu bermacam-macam, mulai dari hiasan dinding (untuk digantung), berbagai boneka, hiasan kecil untuk souvenir, hiasan sebagai tutup toples atau hiasan yang ditempel pada vas bunga sampai perhiasan (kalung, gelang, cincin, anting atau bros).

Bahan dasarnya sangat sederhana, hanya bermodalkan tepung terigu, air, garam dan sedikit lem. Ditambah pewarna yang berbahan dasar air. Takarannya adalah satu gelas plastik tepung dicampur dengan satu gelas plastik garam, diberi setengah gelas plastik air dan 1 sendok teh lem kemudian dicampur rata dengan tangan. Garam yang digunakan adalah garam tepung, jadi harus dihaluskan terlebih dahulu, bisa menggunakan penghalus merica, mesin penggiling kopi atau paling sederhana menggunakan “ulekan”. Setelah tercampur adonan harus langsung ditutup dengan plastik atau pellicola karena sifat garam yang cepat menguap akan membuat adonan cepat kering apabila terkena udara. Kemudian selanjutnya adalah pewarnaan sesuai dengan kebutuhan. Setelah dibentuk sesuai selera, dimasukkan ke oven dengan suhu rendah, dengan waktu yang tergantung tebal tipisnya adonan, berkisar antara 2-10 jam. Untuk perhiasan (level advance) bisa juga menggunakan tepung maizena dan tidak perlu oven, hanya dibiarkan kering oleh udara. Alat-alat yang digunakan bermacam-macam, mulai dari pemotong pizza, pemotong bergerigi, pemecah bawang putih (untuk menghasilkan adonan mie yang biasanya digunakan untuk rambut boneka) dan sebagainya sesuai dengan kreasi kita.

Sementara itu untuk perawatan dapat digunakan vernice (cairan bening pelapis cat) yang anti air sehingga warna tidak akan mudah pudar, juga dapat melindungi dari pergantian cuaca. Di tempat tropis dan lembab seperti Indonesia disarankan tidak meletakkan kerajinan ini di luar rumah. Antusiasme peserta pertemuan yang hadir dengan bertanya segala sesuatu tentang keterampilan ini berhasil menarik minat beberapa peserta pertemuan bulanan untuk mempelajari lebih jauh Pasta al Sale sehingga Bagian Pendidikan KBRI Roma berencana akan mengundangnya kembali untuk mengisi kelas Pasta al Sale. Bahkan ada beberapa peserta yang membeli hasil karyanya. Jika ingin tau lebih banyak tentang Antonella Cappai dengan Pasta Al Sale nya, bisa mengunjungi blognya di
http://cappanella.blogspot.com/.

Setelah puas melihat hasil kerajinan Antonella, kita dimanjakan dengan lontong sayur dan opor ayam hasil kerajinan ketua DWP KBRI Roma, dilengkapi dengan pastel dan onde-onde dari Ny. Febi Irwanda. Sementara hasil yang paling ditunggu adalah pemenang arisan bulan ini, mereka yang beruntung adalah Ny. Daruni Purnomo, Uni Chad, Ny. Roulina Allegreti, Ny. Emmy Trenggono. Sementara ravel tiket dimenangkan oleh Ny. Linda Oricchio berupa lunch box kaca, Ny. Titin Imam berupa sebuah kalung etnik dan Ny. Neneng Sumirat berupa sebuah pashmina warna biru. Terakhir, kita tunggu sajian kuliner dari para pemenang arisan bulan depan!!! Arrivederci

Monday, February 23, 2009

Women Trafficking




Pada pertemuan bulan Februari ini, kita melepas satu anggota lama dan dua anggota baru dalam peserta arisan. Pertama yang akan kembali ke tanah air karena usainya masa tugas adalah Bpk. Pramudya Sulaksono yang akrab disapa dengan Pak Sonny. Beliau akan kembali ke Indonesia pada tanggal 22 Februari 2009. Selamat jalan Pak Sonny, selamat bertugas kembali di tanah air dan sukses selalu. Sementara Ada yang pergi, ada juga yang datang. Kali ini arisan kita kedatangan dua anggota baru, yaitu pertama adalah Ny. Munawaroh Basip, yang baru saja datang awal bulan ini mendampingi Bapak Basip sebagai staf komunikasi KBRI Roma. Ny. Munawaroh ini memiliki 4 orang anak, namun yang ikut serta ke Roma hanya dua orang yang paling kecil, berusia 10 tahun dan 2 tahun. Kedua adalah Ibu Iin Fatimah, yang ternyata sudah lama tinggal di Roma tapi baru bergabung dengan kita tahun 2009 ini. Selamat bergabung dengan kami.

Bulan Februari ini juga menjadi putaran baru arisan, sehingga terjadi juga perpindahan pengurusnya. Bendahara arisan yang lama yaitu Ny. Neneng Kiswantoro digantikan oleh Ny. Paula Unu sebagai bendahara arisan dan Ny. Sally Wehantouw sebagai bendahara kas. Dalam kesempatan ini juga dilakukan serah terima uang kas dari bendahara lama ke bendahara baru dengan disaksikan oleh ketua DWP Ny. Woro Yuwono.

Acara berikutnya adalah materi pertemuan bulanan, kali ini Ny. Seira Rahdiansyah berkesempatan untuk mengisi acara dengan tema Peran Ibu dalam Mengatasi Kejahatan Perdagangan Perempuan. Materi ini pada dasarnya mencoba untuk mendorong kesadaran (awareness) akan maraknya fenomena perdagangan perempuan (women trafficking) disekitar kita. Perdagangan perempuan merupakan salah satu bagian dari konsep perdagangan manusia, artinya semua bisa menjadi objeknya, baik laki-laki dan juga anak-anak. Hanya saja perempuan dan anak-anak merupakan objek yang paling rentan terjerat. Fenomena ini merupakan fenomena global, pihak-pihak yang mencoba melakukan solusinya pun sudah berbagai tingkatan, mulai PBB di tingkat internasional, pemerintah RI dan negara-negara lain di tingkat nasional, tingkat pemerintah daerah dengan PPnya sampai tingkat LSM baik internasional maupun lokal. Namun yang terpenting adalah apa yang bisa kita lakukan sebagai seorang ibu dalam keluarga untuk mencegah terjadinya eksploitasi ini terhadap keluarga kita??? Tentunya pemahaman akan perdagangan perempuan ini adalah yang paling penting, karena dengan demikian kita mengerti apa yang dimaksud dengan perdagangan perempuan ini, apa saja modus-modus yang mungkin digunakan dan apa untung ruginya terhadap korban. Selain itu juga kta wajib memberikan pendidikan yang baik untuk anak-anak dan keluarga kita, baik formal, non formal maupun agama. Yang terakhir adalah meningkatkan kepekaan terhadap sekitar kita.

Dalam setiap acara arisan, yang paling ditunggu adalah pengocokan arisan. Pada putaran baru ini setiap bulan akan ada 4 pemenang, dan bulan ini pemenangnya adalah Ny. Grace Kandou, Ny.Woro Yuwono, Ny. Elsa Pace dan Ny. Linda Oricchio. Sementara ravel ticket berhasil dimenangkan oleh Ny. Sally, Ny. Renny Harkomoyo dan Ny. Ida Patriadi. Seperti biasa acara dilanjutkan dengan makan siang bersama, kali ini semua adalah hasil masakan Ny Ida Patriadi.